Sabtu, 29 September 2018

Menulis itu "Candu"

Menulis itu Candu,

Saya yakin, setiap insan bisa menulis. Menulis adalah sebuah kegiatan merangkai huruf menjadi kata, dan menggabungkan nya menjadi kalimat hingga membentuk sebuah tulisan atau paragraf yang memiliki maksud / tujuan tertentu, yang ditujukan untuk kalangan umum / tertentu. Dalam hal ini, bisa saya katakan menulis itu candu. Bicara tentang kata “candu”, jika kita menilik arti kata tersebut di kamus besar bahasa indonesia akan ada arti yang lebih dari satu. Tapi, yang saya maksudkan disini adalah candu dalam artian sebuah kegemaran. Kalau kita sudah gemar melakukan sesuatu, barangtentu, hal yang kita lakukan tersebut nggak hanya dilakukan sekali, namun beberapa atau bahkan berkali-kali, hingga rasa-rasanya hal yang kita lakukan tadi membuat candu atau ketagihan (dalam bahasa agak kasar nya). Layaknya mariyuana, shabu, atau barang sejenis, yang mana barang tersebut bisa membuat candu pada tiap insan yang mengkonsumsi nya. Menulis (menurut saya) juga demikian.
                Kalian tentu tahu :Pram, Tan Malaka, Bung Hatta, Sudjiwo Tedjo, Cak Nun, Onno W Purbo, Fiersa Besari, Boy Candra, Tere Liye dan sekian banyak nama-nama penulis terkenal di Indonesia lainnya.
Mereka yang saya sebutkan tadi, dalam menulis buku, nggak cuma satu buku aja yang sudah terbit. Yang terkenal salah satunya adalah “tetralogi pulau buru” karya penulis asal Blora, ya beliau adalah Pramoedya Ananta Toer. Tetralogi pulau buru ini buku nya nggak cuma satu, ada 4 yakni : Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langakah dan Rumah Kaca.
                Sudah saya jabarkan tadi, menulis itu candu. Dalam sehari kamu update status berapa kali ? Update status, baik di WA, facebook, instastory maupun nge-tweet adalah kegiatan menulis juga. Tiap insan dalam sehari tentu bisa meng-update hingga beberapa status di media sosial, nggak cuma sekali. Menulis itu candu.
                Cobalah menulis, seperti yang saya lakukan ini, maka kamu akan ke candu-an untuk bisa menulis lagi kedepannya, menulis dengan melanjutkan isi dari tulisan sebelumnya, atau menulis lagi dengan ide-ide segar lainnya buah pikiran kalian. Karna menulis itu merupakan anugerah dari Tuhan, menulis itu sarana ber-ekspresi, kalau pelukis menuangkan ekspresi dalam bentuk gambar, maka penulis menuangkan ide/gagasan/ekspresi dalam bentuk rangkaian aksara.
                Menulis itu candu, dengan menulis bisa mendatangkan pendapatan / royalti, tentu buah dari tulisan tadi di buku-kan, di cetak di penerbit dan dibagikan kepada khalayak ramai dengan syarat / nominal tertentu.
                Menulis itu membaca, bukan-kah begitu ? Dengan menulis, secara tak disengaja kamu juga akan membaca. Dengan menulis, sedikit-banyak wawasan kamu juga akan terbuka. Kalau wawasan kita saja luas, tentu akan enak saat di ajak ngobrol oleh siapapun dan dimanapun.
                Menulis itu dimana saja! Tentu dalam hal ini, manusia harus bijak, harus tahu etika, harus tahu, tempat mana yang layak untuk dituangkan tulisan, mana yang tidak. Di era yang katanya milenial ini, banyak kok sarana untuk menulis. Salah satu nya yang saya lakukan adalah menulis di personal blog, bisa juga menulis di zine, koran, majalah atau bebas dimanapun, selama mengedepankan etika menulis dan kenyamanan  apresiator.
               
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”

― 
Pramoedya Ananta Toer


Share:

0 komentar:

Posting Komentar